Program Promosi
Manajemen
Periklanan
Periklanan (advertising) adalah bentuk-bentuk
komunikasi atau presentasi non pribadi produk atau perusahaan yang dikendalikan
oleh produsen untuk berkomunikasi dengan pelanggan.
Media
periklanan dapat berupa:
1. Media
cetak (printed matters): koran, majalah, iklan pos, katalog, direktori,
buletin, leaflet, sirkuler, tiket.
2. Media
elektronik: radio, film, komputer, telepon, faksimili, telex, video.
3. Pajangan
di luar (outdoor): poster, pamflet, papan nama, neonsign, papan reklame,
spanduk, bendera.
Pertimbangan
pemilihan medie periklanan:
1. Kemempuan
atau daya jangkau dan impaknya bagi audien.
2. Biaya
per seribu pembaca iklan.
3. Pilihan
media utama untuk kelompok umum.
4. Pilihan
media khusus untuk kelompok tertentu.
5. Perilaku
saat dan intensitas pemuatan.
Dua metode untuk memilih dan mengkombinasikan
media adalah:
1. Model
optimasi, meliputi program-program matematik: linier, integer, atau non linier.
2. Model
non-optimasi misalnya simulasi dan model heuristik. Dengan bantuan komputer,
perhitungan dan penyelesaian masalahnya akan sangat membantu.
Jenis
periklanan:
Atas dasar pesan
yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi, periklanan dapat dibedakan:
1. Periklanan
lembaga atau institusi (Bank, Biro Jasa, Supermarket, Departemnt Store, dsb).
2. Periklanan
merk (Toyota, Pepsodent, Cerebrovit, dsb).
3. Periklanan
jenis barang tertentu (iklan pelayanan masyarakat).
4. Periklanan
penjualan (pada kesempatan-kesempatan tertentu).
Atas dasar
tujuan yang hendak dicapai dalam proses komunikasi, periklanan dapat dibedakan:
1. Periklanan
informatif:
Yaitu periklanan yang
tujuannya membeberkan informasi dari produk perusahaan. Misalnya tentang
deskripsi, kemampuan, cara kerja, keunggulan, kualitas, harga, saluran
distribusi dan sebagainnya. Umunya digunakan pada tahap perkenalan suatu produk
baru. Periklanan informatif berguna untuk membina permintaan primer, yaitu
permintaan terhadap suatu jenis barang tertentu. Misalnya:
·
Memberikan informasi
kepada pasar akan adanya barang baru.
·
Menyarankan penggunaan
suatu barang tertentu.
·
Informasi tentang
perubahan harga.
·
Memberitahu tentang
keunggulan atau kelebihan terhadap pesaing.
·
Mengurangi kekhawatiran
konsumen.
·
Membangun citra
perusahaan.
2. Periklanan
persuasif:
Yaitu jenis periklanan
yang tujuannya membujuk calon konsumen atau konsumen aktual untuk melakukan
pembelian atau pembelian ulang produk perusahaan. Tujuan periklanan persuasif
adalah menciptakan permintaan selektif, yaitu permintaan terhadap merk barang
tertentu.
Misalnya:
·
Membangun preferensi
merk.
·
Membujuk konsumen
pesaing berpindah ke merk perusahaan.
·
Mengubah persepsi
konsumen.
·
Membujuk konsumen untuk
tidak melekukan pembelian ulang merk yang sama.
Seringkali,
periklanan persuasif akan menjadi periklanan yang komparatif, yaitu periklanan
yang membandingkan dengan produk pesaing. Perusahaan berusaha meyakinkan
keunggulan produk perusahaan yerhadap produk pesaing.
3. Periklanan
yang mengingatkan kembali:
Yaitu bentuk yang
bertujuan untuk mengingatkan dan memelihara ingatan konsumen agar tetap setia
terhadap produk perusahaan. Periklanan ini sangat bermanfaat bagi barang yang
berada pada tahap kedwasaannya. Yang diharapkan oleh produsen adalah bahnwa
dalam bawah sadarnya, konsumen selalu ingat akan merk perusahaan untuk
pemenuhan kebutuhannya sekarang maupun yang akan datang. Di samping itu, bentuk
pilihan ini juga berusaha untuk memberikan keyakinan konsumen bahwa pilihannya
adalah tepat, misalnya:
·
Mengingatkan barang
untuk kebutuhan yang akakn datang.
·
Mengingatkan bagaimana
memperoleh barang.
·
Menjaga dan memelihara
kesadaran konsumen.
·
Menjaga kesan
keunggulan produk perusahaan.
Promosi
Penjualan
Promosi
penjualan adalah alat promosi yang merupakan perangsang bagi konsumen untuk
segara melakukan pembelian, umumnya bersifat jangka pendek. Promosi penjualan
dapat personal maupun non personal.
Promosi
penjualan dibedakan atas dasar sasaran yang akan menerima bentuk promosi
tersebut:
·
Promosi konsumen.
·
Promosi dagang.
·
Promosi bisnis.
Pertimbangan pemilihan alat-alat promosi
penjualan:
Ø Sasaran
komunikasi yang ingin didekati oleh produsen.
Produsen menarik
konsumen dengan dasar strategi menarik (pull
strategy), atau mendorong penyalur dengan berbagai promosi penjualannya
dengan strategi mendorong (push
srtrategy).
Ø Tujuan
yang ingin dicapai.
·
Untuk meningkatkan
konsumsi konsumen dengan segera, produsen memberikan hadiah langsung, potongan
harga, dan sebagainya.
·
Perusahaan memilih
kupon berhadiah, tebakan, jaminan peleyanan dan sebagainya adalah untuk
mengetahui respon konsumen terhadap gerak produsen.
·
Untuk menciptakan dan
membangun citra perusahaan (kelembagaan) dan produknya, perusahaan memilih
arena dagang, pertunjukan atau sponsor berbagai kegiatan.
Personal
Selling
Tenaga penjualan
(personal selling) merupakan alat
promosi perusahaan yang banyak melibatkan komunikasi langsung (personal) antara perusahaan dengan
konsumen, baik secara perorangan maupun kelompok. Secara umum tenaga penjualan
sangat diperlukan untuk promosi perusahaan dimana unsur volume dan harga
merupakan penentu utama bagi pembeli. Periklanan mampu memberikan minat untuk
membeli dan tenaga penjualanlah yang lebih mampu merealisasikan minat tersebut
dalam bentuk pembelian barang.
Pencapaian
tujuan perusahaan akan lebih berhasil apabila orientasi penjualan lebih bersifa
ke pembeli dari pada penjual. Fungsi tenaga penjual lebih bersifat “membantu
menyelasaikan masalah pembeli”, bukan hanya untuk usaha “menghabiskan
persediaan”. Oleh karena itu perusahaan perlu memahami bagaimana usaha untuk
melayani dan memuaskan kebutuhan dan keingginan pembeli yang sebenarnya.
Jenis kegiatan yang dilakukan oleh
tenaga penjualan:
Ø Penghantar
(delivery salesman):
Kegiatannya di
lapangan, umumnya hanya melakukan hantaran produk perusahaan, misalnya susu,
minyak, beras, meubel, dan sebagainya.
Ø Penerima
pesanan (order taker):
Kegiatannya dapat
dilakukan di lapangan (di luar toko) maupun di dalam toko. Tenaga penjualan ini
perlu memberikan keyakinan kepada pembeli agar dapat meningkatkan pembelian.
Ø Wakil
perusahaan (sales repsentative):
Tenaga penjualan ini
tidak diharapkan bahkan tidak diperbolehkan menangani pesanan konsumen. Tugas
utamanya adalah menciptakan kesan, nama baik perusahaan dengan penerangan atau
penjelasan kepada pembeli maupun calon pembeli, misalnya detailer, atau missionary
salesman.
Ø Tenaga
teknik (technical respentative):
Adalah wakil perusahaan
yang mempunyai pengetahuan khusus tentang keteknikan sehingga mampu berfungsi
sebagai konsultan.
Ø Pencipta
permintaan (creative selling):
Kegiatannya dapat
dilakukan di luar dan di dalam toko. Mereka berfungsi dalam penjualan kepada konsumen
perama dan melayani keluhan maupun ketidakpuasan langganan. Produk yang
ditangani dapat merupakan barang fisik (penghisap debu, buku, ensiklopedi, alat
rumah tangga dsb) maupun jasa (asuransi).
Relasi
Publik
Alat komunikasi
pemasaran yang lain adalah kegiatan relasi atau hubungan masyarakat (public relation) untuk membina
publisitas perusahaan dan produknya. Kegiatan hubungan masyarakat adalah
kegiatan manajemen, dirancang untuk membentuk dan membina sikap dan prilaku
masyarakat terhadap perusahaan. Tidak seperti alat-alat promosi yang lain,
kegiatan hubungan masyarakat tidak dapat secara keseluruhan dikendalikan oleh
perusahaan. Kemampuan perusahaan terbatas untuk mempengaruhi pandangan atau
sikap masyarakat terhadap perusahaan dan produknya.
Perusahaan perlu
berusaha menciptakan dan membangun kesan masyarakat (publisitas) dengan membina
hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan, perantara, pemasok, pemerintah
dan masyarakat (publik). Dengan usaha menjaga (preventive) dan mengatasi segera berita-berita buruk tentang
perusahaan, berarti juga suatu usaha menciptakan publisitas yang baik. Umumnya,
kegiatan hubungan masyarakat dilakukan oleh bagian tersendiri dalam struktur
organisasi kantor pusat, langsung di bawah manajer umum.
Tujuan-tujuan relasi publik adalah:
1. Menciptakan
kesadaran masyarakat.
2. Membina
kredibilitas.
3. Merangsang
kegiatan penjualan dan perantara.
4. Mendukung
dan mengkompensir kegiatan promosi.
Media atau alat-alat kegiatan hubungan
masyarakat:
1. Berita-berita
yang netral.
2. Seminar,
loka-karya dsb.
3. Kejadian
atau peristiwa khusus.
4. Pelayanan
masyarakat (peka lingkungan).
5. Informasi
tertulis, audio visual dan telepon.
6. Lobi
dengan publik.
Identitas Produk, meliputi unsur:
1. Manfaat
(kebutuhan dan keinginan).
2. Bentuk
(model, merk, dan kemasan).
3. Teknologi
(cara kerja, pembuatan, penggunaan).
Seringkali
identitas produk dipandang sebagai pengembangan fisik produk. Akan tetapi
penampilan produk secara struktural tersebut mempunyai aspek psikologikal yang
sangat komunikatif dengan pelanggan.
Karakter identitas produk mampu mengungkapkan:
Ø Daya
tarik.
Ø Simbol
nilai-nilai, dan
Ø Posisi
produk.
Model
produk mampu dibedakan dengan produk pesaing apabila diperbandingkan. Produk
mempunyai keunggulan yang kompetitif. Artinya, identitas produk yang spesial
mempunyai daya tarik (appeal) bagi
pelanggan. Dari bentuk botolnya konsumen akan mudah membedakan dan mengenali
merk-merk shampoo. Desain produk yang unik akan lebih cepat menarik dan mudah
dikenali apabila dipajang bersama-sama dengan produk pesaingnya. BMW akan berusaha
mempertahankan bentuk dua lampu depan yang bulat meskipun perkembangan yang
lebih baru mengarah ke bentuk persegi.
Perancang
produk yang dapat menangkap aspirasi konsumen mampu menerjemahkan (encoding) secara simbolik nilai-nilai
yang diharapkan konsumen ke dalam desai produk. Suatu produk dapat melambangkan
kekuatan, kelembutan, kesempurnaan, perbedaan, dan sebagainya. Bahkan kekuatan
lambang ini secara psikologis dapat melebihkan daripada konstruksi fisik produk
itu sendiri. Dengan kekuatannya sendiri produk berkomunikasi kepada pelanggan.
Produk
yang mempunyai identitas unik akan mendapat posisi tertentu dan menempatkan
kembali posisi produk dalam persaingan. Posisi produk yang mantap akan dapat
menciptakan citra produk perusahaan dalam benak setiap pelnggan. Misalnya,
honda adalah mobil yang mahal tetapi awet. Mercedes merupakan mobil mewah dan
nyaman. Roll Royce adalah perusahaan otomotif yang sangat eksklusif dan
presisi.
Manajemen Penjualan
Tenaga
penjualan langsung berhadapan dengan konsumen,. Mereka berkomunikasi dan melakukan
usaha-usaha untuk memperoleh order pembelian bagi perusahaan. Kesan atau citra
perusahaan dapat tercermin dari sikap tenaga penjual terhadap konsumen.
Sehingga perusahaan perlu untuk menjaga nama perusahaan dengan memilih
tenaga-tenaga penjualan yang baik. Tugas manajemen penjualan tidak hanya
mencari, tetapi juga menentukan kebutuhan, mendidik, memelihara dan
mengembangkan tenaga penjualan.
Proses
Manajemen Penjualan
1. Penentuan
deskripsi tugas
Tenaga
penjualan diharapkan mampu menyampaikan pesan-pesan perusahaan secara langsung
kepada pelanggan dan memasok informasi pasar bagi perusahaan. Tugasnya
meliputi:
Ø Memperoleh
calon pembeli yang qualified.
Ø Mempunyai
khalayak.
Ø Mengenali
kebutuhan pelanggan.
Ø Melakukan
presentasi dan peragaan penjualan.
Ø Mengatasi
keluhan atau sanggahan pelanggan.
Ø Menutup
penjualan.
Ø Melaksanakan
pelayanan purna jual.
2. Penentuan
kebutuhan dan organisasi penjualannya.
Perusahaan
perlu mengetahui dan menentukan berapa banyak tenga penjual yang optimum. Dengan
menggunakan informasi pasar potensial, jumlah pelanggan, dan luas geografisnya
membantu penentuan tambahan staff. Secara kasar, penentuan optimasi jumlah
tenaga penjualan banyak dipengaruhi oleh biaya dan jumlah pelanggan.
Dua
pendekatan penentuan kebutuhan tenaga penjualan:
a. Fungsi
dari anggaran penjualan
Penentuan besarnya
tenaga penjualan berdasarkan kemampuan dana yang tersedia. Umumnya biaya tenaga
penjualan merupakan persentase tertentu dari tingkat penjualan rata-rat per
tahun. Setelah dikurangi biaya supervisor, kemudian dibagi dengan biaya per
satuan tenga penjualan. Kelemahan metode ini adalah perusahaan kurang
mempertimbangkan kebutuhan pelanggan akan pelayanan perusahaan.
b. Metode
beban kerja
Penentuan besarnya
kebutuhan tenaga penjualan didasarkan atas kebutuhan akan frekuensi ideal dan
lamanya kunjungan yang diperlukan untuk melayani penjualan keseluruhan jumlah
pembeli dan jumlah pelanggan potensial dibagi dengan total waktu yang dimiliki
oleh rata-rata seorang tenaga penjual.
Pada perusahaan kecil
yang hanya memerlukan beberapa tenaga penjualan, umumnya tidak memerlukan
organisasi penjualan formal, akan tetapi langsung di bawah manajer umum.
Apabila diperlukan maka dapat dibentuk bagian penjualan dalam struktur organisasi
yang bertanggung jawab terhadap pencarian, pemilihan, pendidikan, motivasi,
pemberian kompensasi dan pengendalian kegiatannya. Struktur organisasi bagian
penjualan dapat berdasarkan wilayah geografis, jenis pelanggan, jenis barang,
maupun kombinasinya.
3. Mencari
dan memilih calon karyawan.
Apabila
rancangan organisasi telah dibentuk, maka langkah berikutnya adalah mencari
tenaga penjualannya. Dapat ditarik tanaga penjualan yang sudah atau yang belum
berpengalaman untuk dididik kemudian. Langkah penting dalam penarikan karyawan
adalah melakukan analisis pekerjaan dan menyiapkan persyaratan-persyaratan yang
yang harus dipenuhi oleh calon tenaga penjualan. Seleksi karyawan untuk tugas
pengantar maupun penjualan dari pintu ke pintu adalah lebih baik dengan
menggunakannya sebagai uji coba. Dengan demikian akan segera diketahui karyawan
yang mampu dan yang tidak.
4. Pemberian
kompensasi dan motivasi
Kompnsasi
meliputi: upah tetap, upah tidak tetap, cadangan pengeluaran untuk biaya
perjalanan, makan dan sebagainya, tunjangan misalnya jaminan kesehatan, dan
sebagainya.
Metode
kompensasi:
a. Upah
langsung:
Karyawan
menerima sejumlah upah atau gaji tetap per bulan. Memudahkan pencatatan
administrasi keuangan, upah langsung juga mampu meningkatkan moral karena
perlindungan pendapatan tetap bagi karyawan. Akan tatapi metode ini kurang
mampu membangkitkan semangat untuk meningkatkan usaha-usaha penjualan.
b. Komisi
langsung:
Metode
ini akan membayar sejumlah tetap uang yang berkaitan dengan tingkat penjualan
atau keungtungan perusahaan. Metode ini mampu merangsang tenaga penjulan untuk
bekerja dengan kapasitas maksimum. Bagi perusahaan, pengeluarannya lebih
proporsional dengan pendapatannya. Ada kemungkinan karyawan bekerja mengejar
target dengan mengorbankan kepentingan konsumen. Pada umumnya, banyak perusahaan
menggunakan kombinasi kedua metode di atas. Tujuannya adalah mencoba mencapai
kebaikan-kebaikan dalam kedua metode dengan menekan kelemahan-kelemahannya.
c. Kombinasi
upah dan komisi:
Pada
umumnya, banyak perusahaan menggunakan kombinasi kedua metode di atas.
Tujuannya adalah mencoba mencapai kebaikan-kebaikan dari kedua metode di atas.
d. Bonus:
Banyak
perusahaan memberikan bonus sebagai penghargaan terhadap prestasi karyawan.
Masalah yang mungkin timbul adalah adanya faktor subyeksitas dalam penentuannya
oleh manajemen terhadap prestasi sehingga mengundang penilaian ketidakadilan
karyawan terhadap pemberiannya.
Banyak
tenaga penjualan memerlukan dorongan agar tetap dapat mempertahankan dan
meningkatkan prestasinya. Perusahaan perlu melakukan usaha-usaha yang mampu
memberikan motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Misalnya kompensasi,
peranan kuota penjualan, petemuan penjualan, kontes penjualan dan sebagainya.
5. Mengevaluasi
unjuk kerja
Penilaian
unjuk kerja tenaga penjualan merupakan hal yang kompleks, karena tenaga penjual
dan wilayah kerjanya adalah berlainan situasi. Perusahaan memperoleh informasi
tentang mereka melalui berbagai cara. Yang utama adalah melalui laporan
penjualan dan dilengkapi oleh informasi tentang pribadi tenaga penjual,
tanggapan maupun keluhan pelanggan, survei konsumen dan wawancara langsung
dengan tenaga penjualan.
Masing-masing
tenaga penjual mempunyai kewajiban menulis laporan kerjanya melalui rencana
tugas yang akan dilakukan (berisi rencana kunjungan dan daerah kerja yang akan
dikunjungi) serta laporan kunjungan (berisi informasi kegiatan-kegiatan yang
tlah dilakukan sesuai rencana).
Laporan
kunjungan ini paling tidak mampu mengungkapkan:
·
Rata-rata kunjungan
yang telah dilakukan per hari.
·
Rata-rata waktu yang
diperlukan setiap kunjungan.
·
Rata-rata pendapatan
per kunjungan.
·
Persentase psanan per
seratus kunjungan.
·
Jumlah pelanggan baru
per periode.
·
Jumlah pelanggan yang
lari per periode, dan
·
Rasio total biaya
terhadap total pendapatan.
Laporan kunjungan
tenaga penjualan akan dinilai dan dievaluasi oleh manajemen melalui tiga
metode:
·
Perbandingan antar
tenaga penjual
·
Perbandingan dengan
hasil masa lalu
·
Dan wawancara terhadap
kemampuan tenaga penjual terhadap penguasaan pengetahuan perusahaan, produk,
pelanggan, pesaing, wilayah penjualan dan tanggung jawabnya.
Prinsip-prinsip
dalam kegiatan perusahaan
Tujuan
utama dari kegiatan manajemen penjualan adalah singkat: menjual. Tiga aspek
penting dalam kegiatan tersebut adalah kemampuan menjual, negosiasi dan
hubungan baik.
Teknik
menjual (salesmanship)
Teknik menjual meliputi
dua tipe:
1. Kegiatan
pasif, yang hanya menerima pesanan, dan
Kegiatan
menerima meleyani pesanan, berdasarkan anggapan bahwa pelanggan mengetahui apa
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Kegiatan
yang lebih aktif, yaitu mencari pesanan
Pendekatan
Penjualan aktif :
a. Orientasi
penjualan:
Pendekatan
orientasi penjualan beranggapan bahwa pelanggan tidak akan membeli keculi
apabila mendapat tekanan atau rayuan untuk membeli. Oleh karena itu, teknik
menjual yang diperlukan adalah berusaha mempengaruhi akan keunggulan produk
perusahaan, menciptakan kebutuhan pelanggan dan berusaha memperoleh transaksi
segera.
b. Orientasi
pelanggan:
Pendekatan
orientasi pelanggan beranggapan bahwa pelanggan sebenarnya mempunyai permintaan
terhadap produk perusahaan, oleh kerena itu perlu digali dan dikembangkan agar
mampu direalisasikan. Tenaga penjualan berusaha membantu pelanggan untuk
memecahkan persoalannya dengan menawarkan produk perusahaan. Penekanan kegiatan
menjual bukan lagi pada keterampilan pada presentasi akan tetapi yang sangat
diperlukan adalah kemampuan melakukan analisa masalah yang dihadapi oleh
pelanggan.
Proses penjualan
meliputi beberapa tahapan:
1. Tahap
mencari pelanggan (prospecting)
2. Tahap
mencari informasi calon pelanggan (preapproach)
3. Tahap
mendekati pelanggan (approach)
4. Tahap
presentasi dan peragaan barang (presentation)
5. Tahap
penanganan tanggapan atau penolakan pelanggan (handling objection)
6. Tahap
menutup penjualan (closing a sale)
7. Tahap
pelayanan purna-jual (follow up)
Negosiasi
Tenaga
penjualan yang telah mampu mengembangkan minat pelanggan untuk membeli perlu
melengkapi dirinya dengan menjalankan keterampilan negosiasi. Pemasaran akan
selalu terlibat pada kegiatan pertukaran, baik yang dilakukan secar rutin atau
melalui prose negosiasi.
Obyek
negosiasi pada umumnya tidak hanya meliputi syarat-syarat harga, akan tetapi
juga meliputi negosiasi kualitas atau pelayanan produk, besarnya tingkat
penjualan, tanggung jawab keuangan, penanganan resiko, promosi dan kepemilikan,
dan keamanan yang menyangkut peraturan atau larangan pemerintah.
Prinsip-prinsip
negosiasi:
a. Pilahkan
antara masalah dengan pribadi yang terlibat.
b. Arahkan
pada interest, bukan pada posisi.
c. Tekankan
pada keuntungan bersama.
d. Mengacu
pada kriteria tujuan.
Hubungan
baik manajemen-pelanggan
Yang
mendasari pada tenaga penjualan dan negosiasi adalah orientasi transaksi. Suatu
orientasi yang lebih luas adalah jaringan di masa depan. Di samping itu,
mengingat adanya pergeseran arah (trend)
pola pemasaran pada akhir-akhir ini. Pemasaran tidak lagi bersifat massal
tetapi lebih mengarah pada pemasaran individual.
Pergeseran tersebut
terjadi karena beberapa kenyataan:
1. Perubahan
demografi dan gaya hidup masyarakat (kecil, modern)
2. Penghargaan
terhadap nilai-nilai pribadi (waktu, kepemilikan)
3. Pilihan
produk dan pengecer yang semakin banyak dan masing-masing sangat menarik (erosi
loyalitas merk)
4. Perkembangan
teknologi dan komunikasi yang lebih pribadi (promosi yang bersifat massal tidak
lagi efektif dan efisien)
Oleh
karena itu ktrampilan atau kelebihan menciptakan hubungan baik antara produsen
dan pelanggan perlu dimiliki oleh manajemen pemasaran perusahaan.
Langkah pembinaan
hubungan baik manajemen-pelanggan:
1. Membina
prospek dan pelanggan (identified
prospect customers) andalan dengan mamanfaatkan kemampuan komputer
database.
2. Pengembangan
program dialog komunikasi yang responsif, misalnya dengan pembentukan klub,
majalah, anggota khusus.
3. Membina
pelanggan menjadi lebih aktif, misalnya permainan-permainan dalam kupon-kupon
promosi penjualan.
4. Lebih
cermat dalam membina peluang bagian pasar (market
niche) yang meyakinkan daripada total pasar yang kurang meyakinkan dan
penuh resiko.
5. Mengembangkan
pemasaran massal yang langsung (direct
mass marketing) daripada pemasaran massal.
Kesimpulan
Di dalam suatu kegiatan perusahaan atau
suatu kelembagaan, diperlukan adanya suatu kerjasama yang baik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang menjadi suatu tanggung jawab bagi setiap
orang atau karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan
keuntungan atau profit dalam kegiatan penjualan, dalam hal ini perlu dilakukan suatu kegiatan promosi atau
suatu program promosi, teknik penjualan, dan hubungan baik antara penjual dan
pembeli (public relation), yang akan
mengarahkn suatu perusahaan atau lembaga tersebut pada suatu kesuksesan yang
ingin dicapai pada saat yang dinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar