the GazettE

the GazettE
INSIDE BEAST

Minggu, 28 Oktober 2012

Bab II


Landasan Teori
1.     Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Inflasi        
Inflasi adalah suatu peristiwa dimana harga-harga mengalami peningkatan secara signifikan dan berlangsung secara terus-menerus.Inflasi juga sering di kaitkan dengan peristiwa naikknya harga-harga bahan pokok dan tingkat penurunan mata uang. 

Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan kelebihan likuiditas, uang, alat tukar dan yang kedua adalah desakan produksi atau distribusi Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal yakni  perpajakan, pungutan, insentif, disinsentif, kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Pembagian

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Akibat
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali, keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.


Hubungan Bank Sentral terhadap inflasi

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal maupun eksternal kurs. Saat ini pola “inflation targeting” banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

Hubungan Pemerintah terhadap inflasi
Pemerintah pusat  memiliki peran yang sama pentingnya dengan bank sentral, yakni fiskal seperti kegiatan perpajakan, pungutan kas negara, pembangunan infrastruktur dan kegiatan lainnya.

1.     Teori Inflasi  
Sebenarnya banyak teori inflasi yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi, namun teori yang paling tepat dalam pembahasan ini adalah teori inflasi dari Rahardja. menurut teorinya ini ia menjelaskan bahwa terjadinya inflasi karna tingkat kenaikkan harga barang dan kebutuhan pokok  yang terjadi secara meluas dan serentak. Dalam suatu peristiwa inflasi, maka tingkat kesejahteraan masyarakat akan mengalami penurunan yang drastis. Dan dapat membuat masyarakat luas menjadi bingung dan enggan membuat suatu investasi karna tingkat suku bunga yang cenderung menurun.

Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya. Jenis hipotesis yang akan digunakan adalah hipotesis nol. Penulis mengambil hipotesis yang hendak diuji.
H1 = Diduga terdapat hubungan atau pengaruh yang signifikan variabel Inflasi terhadap peran Bank Sentral.
H2 = Diduga terdapat hubungan atau pengaruh yang signifikan variabel Inflasi terhadap peran Pemerintah.  

Minggu, 21 Oktober 2012

Kerangka Pemikiran


ANALISIS JURNAL PENGARUH KENAIKKAN HARGA BAHAN POKOK DAN CARA MENCARI ALTERNATIF LAINNYA
Jurnal 1 ( PENGARUH KENAIKKAN HARGA BERAS TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT)
Oleh: Akbar Zulfikar, 2011
Akibat dari musim panca roba atau kemarau banyak sawah-sawah milik para petani mengalami kekeringan,yang mengakibatkan banyaknya petani mengalami gagal panen,hal tersebut berpengaruh terhadap naiknya harga beras di pasaran .Datangnya musim kemarau ekstrim belakangan ini telah membuat naiknya harga beras di pasaran. Hingga pekan pertama  September, harga beras di pasar masih menunjukkan tren peningkatan harga. Kenaikan berkisar dari Rp 50 sampai Rp 300 per kilogramnya. Pada bulan sebelumnya kenaikan memang disebabkan oleh permintaan puasa dan Lebaran, namun saat ini kenaikan harga cenderung diakibatkan oleh kekhawatiran dampak cuaca terhadap produksi beras dalam negeri.
Peran Bulog untuk menstabilkan harga beras saat ini sangat diharapkan masyarakat. Untuk mencegah kenaikan harga, operasi pasar (OP) mesti digencarkan di seluruh wilayah Indonesia, terutama pada daerah yang kenaikan harganya paling tinggi. Pengawasan terhadap spekulan-spekulan penimbun beras juga senantiasa dilakukan. Selain itu, program pemberian beras raskin perlu ditingkatkan, karena telah terbukti efektif menekan harga beras.
Untuk mengantisipasi musim kemarau, Perum Bulog melanjutkan impor beras dari Vietnam dan Thailand. Oleh karena itu, efektifitas fungsi impor ini diharapkan benar-benar dirasakan manfaatnya. Sepatutnya kenaikan  harga yang terus menerus bisa diredam atau bahkan turun, karena harga beras internasional saat ini lebih murah 30% dibandingkan dengan harga beras dalam negeri. Namun begitu, penurunan juga tetap harus melindungi produsen dalam negeri.
Walaupun jika dihitung tanpa beras impor stok cukup hingga 4-5 bulan ke depan. Namun penyerapan beras oleh bulog dari petani lokal tetap perlu dimaksimalkan. Ditengarai kemampuan Bulog menyerap beras petani saat ini sangat minim, bahkan tertinggal jauh dari pelaku swasta. Diperkirakan serapan beras oleh Bulog tidak lebih dari 10%, sementara swasta menguasai 90% lebih.
Kawasan-kawasan langganan kekeringan tak boleh luput dari perhatian agar tidak mengalami kekurangan pasokan. Daerah-daerah yang surplus produksi Beras bisa mendistribusikan kepada wilayah yang mengalami kekurangan. Negara yang subur seperti Indonesia sewajarnya tidak boleh memiliki permasalahan soal produksi pangan. Karena itu, ke depan, kita harapkan kebijakan pemerintah soal pangan lebih tepat, sehingga masyarakat membelinya dengan harga murah, di lain pihak petani juga harus sejahtera. Dalam keadaan seperti ini peran Pemerintah sangat di perlukan untuk dapat menurunkan kembali harga beras di pasaran.

Jurnal 2 (PENGARUH KENAIKKAN HARGA TELUR TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KOTA BANDUNG)
Oleh: Harian Pos Kota, 2011
 Kota Bandung kembali tercengang menyusul harga telur di agen, dan pasar tradisonal mendadak naik hingga menembus angka Rp20 ribu per kg dari semula Rp 16 ribu/kg. Harga itu mulai berlaku Sabtu subuh, bahkan, kondisi telur di Bandung pun kini mulai sulit didapat. Sejumlah agen mengakui kenaikan harga ini dipicu adanya kenaikan pakanan  ternak yang hingga 50 persen. Harga telur sepekan ini memang tak stabil. Awalnya, agen menjual telur Rp 14 ribu/kg, dua hari kemudian naik, menjadi Rp 16 ribu /kg, dan akhirnya Sabtu subuh mendadak naik menjadri Rp 20 ribu/kg. Dengan adanya kenaikan yang dinilai sangat berlebihan itu, Para agen dan pemasok telur  kini kebingunan untuk menjualnya.
Yang menjadi persoalan, selain harganya mahal, juga telur kini mulai sulit didapat. Bahkan, sejumlah pensuplay telur biasanya seminggu tiga kali mengirim barang kini menurun menjadi 1 kali per minggu.Berdasar pemantauan, naiknya harga telur bukan saja terjadi di pasar-pasar modern di Bandung, namun di pasar tradisional pun mengalami hal yang sama. Pasar Tradisional Kordon, Buah Batu Bandung, misalnya, Sabtu kemarin banyak ibu rumah tangga yang kesulutan memperoleh telur ayam. Sejumlah agen di pasar hanya memperoleh stok telur sedikit karena adanya pembatasan barang dari suplayer .Hargnya lumayan naik menjadi Rp 20 ribu per Kg, Peternak kini kebingungan dengan adanya juga kenaikan pakanan ayam. Salah  satu cara maengantisipasinya adalah menaikan harga telur. Suatu tindakan dari Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk menstabilkan harga telur kembali memang sangat di harapkan oleh masyarakat dalam keadaan seperti ini.

Jurnal 3 (ANALISIS CARA MENCARI ALTERNATIF DARI BAHAN POKOK YAITU BERAS DAN TELUR DENGAN MEMBUAT BERAS SINGKONG)
Oleh : Pusat Informasi Potensi Daerah Indonesia (PIPDI), 2011

Singkong atau ketela pohon adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae dengan nama latin Manihot utilisima. Singkong mengandung sumber energi (karbohidrat) setara dengan beras padi. Kandungan protein dan lemak pada singkong sangat minim. Singkong dapat tumbuh di tanah kurang subur dengan perawatan yang tidak terlalu rumit. Namun sayangya upaya diversifikasi produk asal singkong, masih terbatas dan perlu dikembangkan.
Salah satu produk pengolahan singkong adalah beras singkong. Bahan bakunya adalah kombinasi antara singkong putih dan singkong kuning yang mengandung kadar HCN rendah. Takaran beras padi 100 gram sama dengan segenggam beras singkong. Setiap 100 gram beras singkong 34 gram karbohidrat dan 121 kalori. Beras singkong mengandung fosfor 40 gram dan kalium 34 gram.
Teknologi beras singkong sebenarnya sudah dikembangkan di Negara Filiphina dan beberapa wilayah di Indonesia. Cara membuatnya sederhana, yaitu singkong direndam beberapa hari, kemudian dicuci sampai bersih untuk menghilangkan bau dan kotoran, selanjutnya dibuat tepung dan dikeringkan. Untuk membuat butiran seperti beras tepung dipercikkan air, dibuat butiran kecil, kemudian dikukus dan dikeringkan. Pengeringan biasanya dilakukan di panas Matahari. Beras singkong ini dapat disimpan cukup lama apabila pengeringan cukup sempurna atau kadar airnya cukup rendah. Cara mengkonsumsi dan memasak beras singkong tidak jauh berbeda dengan beras padi. Rasanya pun hampir sama dengan beras padi. Beras singkong dapat dikonsumsi bersama lauk layaknya beras padi.
Kurang populer
Sayangnya, sebagian masyarakat Indonesia berparadigma hanya beras padi yang dapat dijadikan makanan pokok utama. Meskipun kandungan gizi beras singkong tidak kalah dengan beras padi, masyarakat masih menganggap nasi dari beras singkong kurang bergengsi. Apalagi dewasa ini, singkong dikonsumsi oleh sebagian masyarakat kelas bawah yang rawan kekurangan pangan.
Hal tersebut diantaranya disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya sosialisasi mengenai pengolahan singkong. Maka diperlukan suatu upaya pendekatan langsung di masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada mereka tentang manfaat beras singkong sebagai pengganti makanan pokok beras padi. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk singkong menjadi pangan pokok alternatif.

1.6 Kerangka Pemikiran
Saya menganalisis ketiga jurnal tersebut untuk membuktikan pengaruh Kenaikkan Harga Bahan Pokok terhadap kesejahteraan taraf hidup masyarakat. Saya melakukan penelitian ini dengan menganalisis dari beberapa jurnal yang saya ambil.
Jurnal 1:
1.      Musim Kemarau eksrim.
2.      Volume permintaan yang banyak dari konsumen pada bulan Ramadhan.
3.      Kegagalan panen yang melanda berbagai daerah.
Jurnal 2:
1.      Kenaikkan harga pakan ternak.
2.      Stok yang sedikit dari pihak suplayer.
Jurnal 3:
1.      Harga Beras singkong relatif murah dan terjangkau.
2.      Mempunyai kandungan karbohidrat yg setara dengan beras padi.
3.      Cara membuatnya yang sederhana.
Y=a+bX1+.........+bX8+c
KENAIKKAN HARGA BAHAN POKOK DAN CARA MENCARI ALTERNATIFNYA(Y)=
1.      Musim kemarau ekstrim (X1)
2.      Volume permintaan yang banyak dari konsumen pada bulan ramadhan (X2)
3.      Kegagalan panen yang melanda berbagai daerah (X3)
4.      Kenaikkan harga pakan ternak (X4)
5.      Stok yang sedikit dari pihak suplayer (X5)
6.      Harga beras singkong yang relatif murah (X6)
7.      Mempunyai kandungan karbohidrat yang setara dengan beras padi (X7)
8.      Cara membuat yang sederhana (X8)