the GazettE

the GazettE
INSIDE BEAST

Senin, 14 Oktober 2013

PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA IKLAN TELEVISI DAN REKLAME

Tugas 1 Softskill
Pelanggaran Etika Bisnis Pada Iklan Televisi dan Reklame


Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, bentuk persaingan bisnis sudah semakin ketat dan kompleks. Demi tercapainya target yang telah ditetapkan olehmanajemen, banyak perusahaan-perusahaan menerapkan segala cara, meskipun harus mengabaikan etika atau norma-norma bisnis yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.

     Tidak sedikit iklan maupun reklame di sudut-sudut kota yang kurang tepat di dalam pemilihan kata-kata, sehingga terkesan ambigu dengan maksud pesan yang seharusnya ingin disampaikan. Bahkan tidak sedikit pemirsa televise tidak memahami apa yang dimaksud oleh iklan televisi yang sehari-hari mereka saksikan.

Dari latar belakang ini, seharusnya pemerintah lebih jeli dalam menyaring tayangan iklan maupun reklame yang akan di tayangkan tersebut. Hal ini karena masyarakat terlalu heterogen, baik secara usia, pendidikan, gender, maupun tingkat pemahaman dalam mencerna produk-produk iklan maupun reklame tersebut. Jika yang membaca reklame maupun melihat tayangan iklan di televise adalah seorang yang kurang mampu menganalisa yang baik dan buruk, maka suatu iklan atau reklame tersebut justru dapat menjerumuskan orang itu ke dalam pemahaman yang salah.

Contoh Pelanggaran Etika Bisnis:
       Adapun contoh tayangan iklan di televisi yang menurut penulis telah melanggar etika atau norma yang berlaku di masyarakat, yaitu :
  
• Iklan Axe Indonesia
Dalam tayangan iklan ini, menampilkan seorang pria yang memakai parfum Axe sebelum ia tidur. Dan saat tidur tiba-tiba ada empat bidadari berpakaian seksi silih berganti datang untuk menggodanya, sampai keempat bidadari ini bertengkar satu sama lain dalam mendapatkan pria tersebut.

Dalam pemahaman penulis, iklan tersebut bermaksud menyampaikan pesan bahwa dengan memakai produk parfum Axe tersebut, maka kita akan memiliki keharuman yang mempesona setiap orang yang lewat di sekitar kita, sehingga kita menjadi pusat perhatian dan secara otomatis akan membangkitkan percaya diri bagi pria yang memakainya.

Namun di sisi lain, tayangan tersebut menjadi tidak layak untuk di saksikan oleh anak kecil maupun remaja dibawah umur, karena iklan tersebut cukup mengumbar sensualitas empat bidadari tersebut dalam balutan pakaian yang minim. Jika anak-anak melihat tayangan tersebut, maka akan menimbulkan keinginan tertentu, bahkan mungkin berfantasi yang tidak seharusnya.
Contoh reklame yang ada di Surabaya :

• Reklame Sampoerna – “Buang Muka Go Ahead”
Dalam reklame ini menampilkan tiga pria yang tertutup wajahnya dengan slogan “buang muka”. Kali ini AMild hadir dengan membawa istilah “Go Ahead”, sebuah istilah yang mengacu pada asosiasi makna “ayo, maju ke depan”.

    Tetapi melihat ekspresi buang muka seperti itu, mungkin penulis masih bisa menebak bahwa maksud pesannya adalah jangan menyerah, terus maju walaupun di sekeliling kita seolah-olah tidak mendukung kita ataupun semakin sulit. Namun dapat juga diartikan lain oleh pihak-pihak tertentu, misalnya mereka berpendapat bahwa kita tidak perlu memperdulikan apapun kata orang maupun keadaan yang terjadi. Tetap cuek dan lakukan apa yang menurut kita benar.



Pelanggaran Terhadap Undang-undang
Contoh-contoh seperti itu yang seharusnya dihindari, karena berkonotasi negatif. Adapun dasar dari kritik yang disampaikan penulis adalah bahwa hal ini telah melanggar Undang-undang nomor 32 tahun 2002, yang dikuatkan oleh Peraturan Bersama Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata yang tertuang di dalam PB.32/PW.204/MKP/2008 serta 20/PER/M.Kominfo/5/2008, dimana segala hal tentang periklanan telah di atur didalamnya.

Kesimpulan dan Saran
Dengan mengacu pada peraturan pemerintah tersebut, diharapkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik. Dan dapat bertindak lebih tegas bagi pelanggar hukumnya, sehingga para pemirsa pun tidak dibuat salah kaprah, melainkan dapat benar-benar memahami makna pesan yang terkandung di dalamnya.











Sumber: