Latar
Belakang
Kenaikkan harga
bahan pokok terutama beras memang tak bisa menjadi masalah yang dapat
dikesampingkan. Penyebabnya adalah akibat musim
kemarau yang pada akhir-akhir bulan ini sering datang tak menentu karna
pemanasan global yang kian hari semakin terasa dampaknya, sehingga menyebabkan
tanah persawahan para petani mengalami gagal panen dan kekurangan sumber
air. Pada akhirnya kesuburan padi
menjadi tidak bagus dan mempunyai kualitas yang sangat buruk.
Harga beras di pasaran menjadi naik hampir dua
kali lipat dari harga biasanya. Ditambah lagi permasalahan ini berhubungan
dengan datangnya permintaan akan beras pada bulan suci Ramadhan yang juga
meningkat. Peran Bulog pada masalah ini memang sangat diharapkan dapat bisa
mencegah atau menstabilkan harga beras kembali. Kegiatan operasi pasar memang
harus di lakukan secara rutin di seluruh daerah indonesia. Terutama di daerah
yang harganya cenderung paling tinggi, agar
dapat mengantisipasi tindakkan para penimbun beras yang sering kali menaikkan
harga beras di luar dari yang di sesuaikan. Di samping itu juga pemberian beras
raskin kapada masyarakat tak mampu juga harus gencar di lakukan untuk menekan
tingkat kenaikkan harga beras.
Agar dapat
mengantisipasi kenaikkan harga beras Perum Bulog serta Pemerintah lebih
menggandalkan kegiatan impor beras di berbagai negara di Asia Tenggara.
Kegiatan impor ini sangat di harapkan ke
efektifitasannya oleh masyarakat terutama kalangan bawah untuk dapat terus meredam
atau bahkan menurunkan harga beras menjadi stabil kembali.
Selain itu untuk
daerah langganan-langganan kekeringan tidak boleh lepas dari perhatian
Pemerintah Daerah dan Pusat agar tidak kekurangan pasokan beras. Di harapkan
juga daerah-daerah yang memiliki pasokan beras yang memadai dapat menyalurkan
atau mendistribusikannya ke daerah-daerah yang memang mangalami kekurangan
pasokan beras.
Masalah
dan Tujuan
Masalah
Kenaikkan
harga beras cenderung di sebabkan oleh datangnya musim kemarau dan meningkatnya
permintaan beras pada bulan suci Ramadhan.
Tujuan
Agar
dapat mengetahui penyebab terjadinya kenaikkan harga beras dan mencari
solusinya atau dapat juga menstabilkan atau manurunkan harganya kembali dengan
landasan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kerangka
Pemikiran
Penulis
menganalisis ketiga jurnal tersebut untuk membuktikan pengaruh Kenaikkan Harga
Bahan Pokok terhadap kesejahteraan taraf hidup masyarakat. Saya melakukan
penelitian ini dengan menganalisis dari beberapa jurnal yang saya ambil.
Jurnal 1:
1. Musim Kemarau eksrim.
2. Volume permintaan yang banyak dari konsumen pada
bulan Ramadhan.
3. Kegagalan panen yang melanda berbagai daerah.
Jurnal 2:
1. Kenaikkan harga pakan ternak.
2. Stok yang sedikit dari pihak suplayer.
Jurnal 3:
1. Harga Beras singkong relatif murah dan terjangkau.
2. Mempunyai kandungan karbohidrat yg setara dengan
beras padi.
3. Cara membuatnya yang sederhana.
Y=a+bX1+.........+bX8+cKENAIKKAN HARGA BAHAN POKOK DAN CARA MENCARI ALTERNATIFNYA(Y)=
1. Musim kemarau ekstrim (X1)
2. Volume permintaan yang banyak dari konsumen pada
bulan ramadhan (X2)
3. Kegagalan panen yang melanda berbagai daerah (X3)
4. Kenaikkan harga pakan ternak (X4)
5. Stok yang sedikit dari pihak suplayer (X5)
6. Harga beras singkong yang relatif murah (X6)
7. Mempunyai kandungan karbohidrat yang setara dengan
beras padi (X7)
8. Cara membuat yang sederhana (X8)
Teori
Inflasi
Inflasi
adalah suatu peristiwa dimana harga-harga mengalami peningkatan secara
signifikan dan berlangsung secara terus-menerus.Inflasi juga sering di kaitkan
dengan peristiwa naikknya harga-harga bahan pokok dan tingkat penurunan mata
uang.
Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal,
yaitu tarikan permintaan kelebihan likuiditas, uang, alat tukar dan yang kedua
adalah desakan produksi atau distribusi Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi
dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab
kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam
hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal yakni perpajakan, pungutan, insentif, disinsentif,
kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Pembagian
Berdasarkan
asalnya, inflasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari
dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga
bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah
inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan
tarif impor barang.
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada
saat terjadi inflasi tak terkendali, keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan
lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan
investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan
tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi
semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Tulisan Terdahulu
Untuk
penentuan tema dan judul untuk pembuatan penelitian ini penulis mengambil
beberapa jurnal atau tulisan terdahulu. Tulisan tersebut didapat dari sumber
penelitian Akbar Zulfikar, Harian Kompas, Harian Pos Kota dan
Pusat Informasi Potensi Daerah Indonesia.
Hipotesis
Hipotesis
adalah suatu proporsi, kondisi untuk sementara waktu di anggap benar meskipun
seringkali tanpa didasari keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang
logis atau nyata, dengan cara ini kemudian diadakan pengetesan tentang
kebenarannya dengan menggunakan data dari suatu hasil penelitian (Supranto, 1993:30).
Produk beras Bulog dan swasta yang banyak disalurkankan untuk mengantisipasi
terjadinya inflasi. karena sebagai pihak produsen yakni pihak Bulog dan swasta
ingin lebih mempermudah masyarakat dalam memperoleh beras dngan hargayang
terjangkau. Maka hipotesis awal (Ho) yang dipakai dalam penelitian ini
bahwa ada persamaan yang signifikan dari
tujuan terhadap apa yang dilakukan oleh pihak swsta dan Bulog dalam terjadinya
kenaaikkan harga bahan pokok.
Metodologi
Populasi
Populasi
penelitian ini menggunakan masyarakat di wilwyah Indonesia yang mengalami
peristiwa inflasi sebagai populasi penelitian. mereka adalah segmen masyarakat
yang menjadikan beras dan telur sebagai suatu kebutuhan sehari-hari, oleh sebab
itu beras dan telur sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat untuk memenuhi
asupan karbohidrat sehari-hari.
Metode
pengambilan populasi ini sangat besar jumlahnya sehingga tidak memungkinkan
untuk diteliti secara keseluruhan populasi yang ada, maka dilakukan pengambilan
sampel.
Sampel
Sampel
adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga
memiliki karakteristik, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.
Jadi, sampel yang diambil dengan cara memilih elemen-elemen untuk menjadi
anggota sampel yang ditentukan secara subjektif sekali. Semua sampel diperoleh
dari masyarakat diberbagai daerahyang mengalami kenaikkan harga bahan pokok.
Jenis Data dan Sumber Data
Data
Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan
menyebarkan kuesioner kepada responden. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data primer yaitu melalui wawancara secara langsung kepada
individu atau perseorangan dan menyebarkan semua kuesioner yang telah disusun.
Data
Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau laporan
historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa informasi dokumentasi lain
yang dapat diambil melalui system online (internet).
Metode
Analisis Data
Uji
Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner
(Ghozali, 2005). Valid berarti instrument yang digunakan dapat mengukur apa
yang hendak diukur (Ferdinand, 2006). Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Misalnya, mengukur keputusan pembeliaan yang terdiri
dari lima pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat
mengungkapkan seberapa besar tingkat keputusan pembelian. Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini (content validity) yang
menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan diukur
(Ferdinand, 206). Dasar pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir
angket adalah :
ü
Jika r
hitung positif dan r hitung > r table maka valid
ü
Jika r
hitung negative dan r hitung < r table maka tidak valid
Uji
Reliabilitas
Reliabilitas merupakan sebuah instrument dapat mengukur sesuatu yang diukur
secara konsisten dari waktu ke waktu. Jadi, untuk syarat kualifikasi suatu
instrument pengukuran adalah konsistensi atau tidak berubah-ubah (Sugiyono,
2007).
Dalam penelitian ini jawaban kuesioner yang diperoleh dari kuesioner yang
bersifat berjenjang atau tidak bersifat dikotomi (mempunyai dua jawaban
alternative), sehingga akan digunakan teknik pengujian dengan metode Alpha
Cronbach (Sugiyono, 2007). Alpha Cronbach adalah salah satu
koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan. Perhitungan Alpha
Cronbach dapat menggunakan alat bantu program computer yaitu SPSS for
Windows 16 dengan menggunakan model Alpha. Suatu instrument dikatakan reliable
jika nilai alpha > 0,600 (Ghozali, 2009).
Kesimpulan
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis dari uji yang dilakukan dari beberapa metode adalah
sebagai berikut:
Pihak
swasta lebih memiliki banyak peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dari peristiwa inflasi atau kenaikkan harga yang
melanda wilayah Indonesia.
Responden
masih memandang rendah dengan apa yang dilakukan oleh pihak Bulog untuk
menstabilkan harga beras yang cenderung naik dua kali lipat akhir-akhir ini.
Dalam
penelitian ini, berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan dan diolah telah di
peroleh data mengenai penilaian akan kinerja dari pihak Bulog dan swasta
terhadap meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sampel-sampel yang didapat
dari kuesioner yang di bagikan di beberapa wilayah di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar