the GazettE

the GazettE
INSIDE BEAST

Selasa, 03 Juni 2014

Negara yang Mengalami Inflasi



PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Saat ini kita seringkali mendengar kata inflasi. Akan tetapi apa benar kita sudah mengetahui apa inflasi itu. Kebanyakan dari kita tidak mengetahuinya. Padahal sangat penting bagi kita untuk mengetahui inflasi. Hal ini disebabkan inflasi tidak bisa dilepaskan dari masalah perekonomian.
Dengan mengetahui secara benar tentang masalah inflasi, tentu saja kita berharap dapat mengatasi atau bahkan mencegahnya. Kita tidak bisa memungkiri akan besarnya kemungkinan dinegara mana akan menghadapi masalah inflasi. Sebagai seorang mahasiswa sudah sepatutnya kita membantu permasalahan ekonomi yang ada di negara kita khususnya masalah inflasi. Oleh karena itu saya sengaja membuat makalah ini karena masalah inflasi saat ini bukanlah masalah yang remeh terutama di masa-masa krisis global seperti yang kita alami sekarang. Saya berharap makalah ini bisa membantu walaupun sedikit.

2.      Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian inflasi itu?
2.      Apa saja sumber inflasi?
3.      Apa dampak dari inflasi?
4.      Negara yang sedang mengalami inflasi








PEMBAHASAN
A.        Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) dalam jangka waktu yang lama. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kanaikan harga belangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Dalam membicarakan mengenai masalah inflasi, perlu kita membedakan diantara inflasi merayap (creeping inflation), inflasi sederhana (moderate inflation) dan inflasi hiper (hyper inflation). Tidak terdapat suatu ukuran tertentu yang dapat digunakan untuk membedakan ketiga jenis inflasi tersebut, tetapi secara kasar dapatlah dikatakan bahwa inflasi merayap adalah inflasi yang tingkatnya tidak melebihi 2-3 persen setahun, inflasi sederhana adalah inflasi yang berada disekitar 5-8 persen dan inflasi hiper adalah inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.

B.         Teori Inflasi
1)            Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti hal-hal yang berperan dalam proses inflasi, yaitu jumlah uang yang beredar dan anggapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori kuantitas adalah sebagai berikut. Inflasi yang bisa terjadi apabila ada penambahan volume uang yang beredar. Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar, gagal panen misalnya hanya akan menaikan harga-harga untuk sementara waktu saja. Penambahan jumlah uang ibarat” bahan bakar” bagi api inflasi. Apabila jumlah uang bertambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya.

Laju inflasi disebabkan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan anggapan masyarakat mengenai harga-harga. Teori kuantitas ini di kemukankan oleh Irving Fisher. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan :
M = Jumlah uang yang beredar
V = Kecepatan perputaran uang
P = Tingkat harga
T = Banyaknya transaksi

Di setiap transaksi, jumlah yang dibayarkan oleh pembeli sama dengan jumlah uang yang diterima penjual. Hal ini berlaku untuk seluruh perekonomian.
Dalam periode tertentu nilai barang dan jasa yang dibeli harus sama dengan nilai barang dan jasa yang dijual. Nilai barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) di kalikan harga rata-rata barang tersebut (P).
2)       Teori Strukturalis
Teori ini didasarkan atas pengalaman di Negara-negara amerika latin. Teori ini memberikan perhatian yang besar terhadap struktur perekonomian Negara-negara sedang berkembang. Hal ini disebabkan inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian. Menurut teori ini, ada dua hal penting dalam perekonomian Negara-negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu sebagai berikut:
a)            Ketidakjelasan penerimaan ekspor
Nilai ekspor tumbuh secara lamban di bandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor lain. Adapun penyebab kelambanan tersebut adalah :
·         Di pasar dunia harga barang-barang ekspor tersebut semakin memburuk.
·         Produksi barang-barang ekspor tidak responsive terhadap kenaikan harga.
b)            Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
Produksi bahan makanan di dalam negeri tidak tumbuh secepat pertumbuhan penduduk dan pendapatan per kapita. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naik, sehingga melebihi tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan harga barang-barang lain. Dampak yang ditimbulkan yaitu munculnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah atau gaji. Naiknya upah karyawan menyebabkan kenaikan ongkos produksi. Hal ini berarti akan menaikan harga barang-barang. Kenaikan harga barang-barang tersebut mengakibatkan munculnya kenaikan upah lagi. Adanya kenaikan upah akan diikuti oleh kenaikan harga barang-barang begitu seterusnya. Proses ini akan berhenti apabila harga bahan makanan tidak terus naik. Namun karena faktor strukturalis harga bahan makanan akan terus naik sehingga proses saling dorong mendorong antara upah dan harga tersebut selalu mendapat “umpan” baru dan tidak akan berhenti.

C.         Sumber Inflasi
Terdapat banyak faktor yang dapat menimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang di impor, kenaikan harga bahan bakar, defisit dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan infestasi yang sangat pesat perkembanggannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi.  

D.    Dampak Inflasi
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990,  uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Bagi orang yang meminjam uang dari Bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang  kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

Bagi produsen inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan temenyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
1.      Cara Mencegah Inflasi
Dengan mengunakan Irving Fisher MV = PT dapat di jelaskan bahwa inflasi timbul karena MV naik lebih cepat dari pada T. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya inflasi maka salah satu variabel (M atau V) harus dikendalikan. Cara mengatur vareabel M, V dan T tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kebijaksanaan moneter, fiskal atau kebijaksanaan yang menyangkut kenaikan produksi.
a)            Kebijaksanaan Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter di capai melalui jumlah uang yang beredar (M). Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposito). Uang giral dapat terjadi melalui dua cara, pertama apabila seseorang memasukkan uang kas ke Bank dalam bentuk giro, instrumen lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasar terbuka (jual/beli surat berharga). Dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah.
b)            Kebijaksanaan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total sehingga inflasi dapat ditekan.
c)            Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negeri cenderung menurunkan harga.
d)           Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji atau upah (dengan demikian gaji/upah secara riil). Kalau indeks harga naik maka upah atau gaji juga dinaikkan.

2.      Negara yang Mengalami Inflasi
Negara yang mengalami inflasi pada makalah yang dibahas ini adalah Jepang. Negeri sakura ini terkenal akan industrinya yang sangat maju di berbagai bidang, tetapi pada satu dekade terakhir  ini Jepang mengalami inflasi dengan meningkatnya harga konsumen menimbulkan kekhawatiran karena Harga yang meningkat akibat tekanan dari biaya bahan makanan pokok yang mahal, bukan peningkatan permintaan. Jadi, hal ini bukanlah satu hal yang baik. Sementara itu, mata uang yen stabil, sekitar 104,35 terhadap dolar. BoJ sempat menurunkan perkiraannya terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang pada bulan ini. BoJ menyatakan pertumbuhan Jepang menurun. Hal ini karena perluasan ekonomi berkurang.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran khususnya bagi para pengusaha restoran, warung penjual makanan, serta ibu rumah tangga. Karena harga yang tinggi merupakan indikasi meningkatnya beban impor. Sangat sulit bagi pihak BoJ untuk mengubah kebijakan moneter hanya karena inflasi terhadap pangan.
Indeks harga konsumen di luar harga makanan segar meningkat 1,25 dibandingkan tahun lalu. Melambungnya harga minyak, bahan baku, dan pangan memberikan dampak negative terhadap perusahaan perusahaan dan rumah tangga, sementara pertumbuhan upah dan belanja konsumen menurun.
Setelah selama satu dekade Jepang mengalami deflasi, harga konsumen akhirnya mengalami kenaikan akibat ekonomi global yang sedang kacau. Keadaan ini menyebabkan Jepang mengalami inflasi tertinggi selama 10 tahun terakhir. Namun harga konsumen yang tinggi bukan lantaran permintaan yang meningkat seperti harapan BoJ. Kenaikan harga terjadi pada roti, susu, dan mie yang memberatkan masyarakat kebanyakan.
Tingkat inflasi Jepang mencapai level tertinggi selama 10 tahun terakhir. Data resmi menunjukkan tingkat inflasi berada di level 1,2 persen pada bulan Maret. Meski tingkat inflasi meningkat, Bank Sentral Jepang (BoJ) tidak berencana meningkatkan tingkat suku bunga yang kini sangat rendah. Hal ini menyulitkan Pemerintah Jepang, apalagi di tengah meningkatnya harga pangan. Kementerian urusan internal dan komunikasi mengatakan, inflasi Jepang naik 0,2 persen dibandingkan pada Februari di mana inflasi hanya mencapai 1,0 persen. Inflasi yang naik tidak termasuk volatilitas harga makanan segar.
Gubernur BoJ saat ini Masaaki Shirakawa mengatakan, Jepang akan kembali ke cara lama dalam melakukan perluasan ekonomi. Dia masih melihat Jepang memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 1,5 persen. Di lain pihak, para pelaku ekonomi Jepang memperkirakan BoJ tetap mempertahankan suku bunga dilevel 0,5 persen beberapa bulan ke depan.
Hal ini mempunyai dampak yang buruk bagi masyarakat Jepang, karna bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, gaji mereka setiap bulannya tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari juga pengeluaran mereka akan mengalami peningkatan setiap bulannya. Dan juga bagi para pedagang yang menggunakan bahan makanan sebagai bahan utama dalam kegiatan berdagang mereka terpaksa menaikkan harga dagangan mereka sehingga akan ada kemungkinan konsumen atau pelanggan yang biasa membeli dagangan mereka akan cenderung lebih memilih untuk  lebih menghemat biaya dan mengurungkan niatnya untuk pergi bebrbelanja di luar.




Kesimpulan

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue). Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kanaikan harga belangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Menurut teori struktural, ada dua hal penting dalam perekonomian Negara-negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu  Ketidakjelasan penerimaan ekspor dan Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya inflasi adalah dengan mengaplikasikan beberapa kebijakan seperti :
1.            Kebijaksanaan Moneter
2.            Kebijaksanaan Fiskal
3.            Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output
4.            Kebijaksanaan Penentuan Harga
Untuk Negara yang mengalami inflasi kenaikkan bahan baku seperti Jepang, hendaknya  masyarakat dapat mensiasati hal tersebut dengan tidak terlalu bergantung pada bahan pokok utama saja, tetapi juga harus mengkonsumsi bahan pokok yang dapat menjadi alternative dari bahan pokok utama. Juga masyarakat Jepang juga harus bias mengatasinya dengan cara bercocok tanam untuk bahan makanan yang sering dan setiap hari mereka konsumsi, jadi jika bahan yang setiap hari mereka konsumsi tidak ada di pasaran, mereka dapat mensiasatinya dengan mengambil hasil dari bercocok tanam yang mereka lakukan sehingga hal tersebut dapat maminimalkan biaya yang mereka keluarkan. 




DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999, (Online), (diakses dari (http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data+Inflasi/, pada 11 November 2010). Boediono. 1982.
www.wikipedia.com















1 komentar:

  1. Casinos Near Harrah's Casino & Racetrack - KC - JTM Hub
    Casinos Near Harrah's 밀양 출장샵 Casino & Racetrack · Mardi Gras 익산 출장샵 Casino & Resort 청주 출장마사지천안 출장안마 Biloxi · Casinos Near Harrah's Gulf Coast. · Wildhorse Casino Resort 대전광역 출장샵

    BalasHapus